BLOGGER TEMPLATES Memes

Wednesday, November 28, 2012

Pengaruh Cetarr Membahana Lunturnya Tata Krama

Kita sebagai orang Indonesia yang berbudi luhur pasti tahu dengan budaya yang akan dibahas ini, tapi belakangan kita bisa melihat, merasakan (bahkan mungkin mengalami) udah mulai berkurang. Jadi, kami coba angkat deh, supaya Anda mau mengembalikan budaya kita, menjadi budaya sesungguhnya
1. Cium Tangan Pada Orang Tua
Biasanya sih dibilang “salim“, bila di semasa saya hal ini merupakan kewajiban anak kepada orang tua disaat ingin pergi ke sekolah atau berpamitan ke tempat lain. Sebenarnya hal ini penting loh, selain menanamkan rasa cinta kita sama ortu, cium tangan itu sebagai tanda hormat dan terima kasih kita sama mereka, meminta agar diberi berkah untuk hari itu juga.Sudahkah kalian mencium tangan orang tua hari ini? Apabila belum,hendaknya mulai hari ini juga , jam ini juga . Biasakan berpamitan dengan orang tua , kakak , orang yang seharusnya kita horomati .





https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijITw6EMj470PXdf_k4ioez_txHRq_p2VzoyKHyP-Q73ZXsIwg1juTdId4hVL0xYmOhEKeFUL5qoBO2OU8-Fj4iJG0VoM1rRXVIJGBt-mMUY1f8fkcKmB-KZZQjAV5JR3u5qbg4SnjF6h7/s1600/assalamualaikum-sinchan-731410.pnghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgezz3Qds4M8zBTNxeXctGvtuinmT95-_8kl8ymc87_JVIUI09mQZXJcLTN-gGvhS3AECXbeEvR5G1R_aNB8gygyrT8Krq3bRbKGUuj17z6fX7GPI_tQFjd_6Kmo9RLJN4OPiUFDt7xmzQr/s1600/Selamat+Pagi+Romantis.jpg

2. Mengucapkan Salam 
Mengucapkan Salam tampaknyaa suatu ucapan yang sangat jarang dijumpai . Seorang siswa yang bertemu gurunya saja kadang dengan cuek badai ala syahrini itu selalu tampak tidak mempunyai secetar rasa bersalah. Malah justru, mereka keasyikkan dengan sms-an , bbm-an , mention-an , makan-makanan yang banyak mengandung lemak jahat . Mereka sebenarnya mengerti apa yang seharusnya dilakukan saat bertemu dengan guru yang mengajar ataupun tidak . Tapi karena mereka sudah lebih mementingkan dunia maya-nya daripada dunia nyata. Merekaa memutuskan diam dan cuek . Ucapkanlah 'assalamu'alaikum' atau 'selamat pagi' atau hanya melempar senyum , Allah pasti akan tahu betapa ramahnya makhluk ciptaanya.

 
2. Penggunaan Tangan Kanan
Bila di luar negeri sih, saya rasa gak masalah dengan penggunaan tangan baik kanan ataupun kiri, tapi hal ini bukanlah budaya kita. Budaya kita mengajarkan untuk berjabat tangan, memberikan barang, ataupun makan menggunakan tangan kanan. Jaman saya kecil dulu , untung saja di TK saya masih diajarkan bagaimana menerima hadiah , uang , makanan , minuman atau yang lainnya dengan tangan kanan .Karena apabila seseorang menerima sesuatu menggunakan tangan kiri , sama saja dia tidak ikhlas menerima . Pernah denger slogan atau hadits tentang "TANGAN KANAN LEBIH BAIK DARI TANGAN KIRI"??Memang benar tangan kanan sangatlah jauh mulia dibandingkan tangan kiri . Karena malaikat pencatat amal baik kita berada di tangan kanan . Insya allah , apabila kita menggunakan tangan kanan , kita mendapatkan kenikmatan dari apa yang telah kita  terima atau kita dapatkan.
(kecuali memang di anugerahi kebiasaan kidal sejak lahir)

 

4. Musyawarah
Satu lagi budaya yang udah jarang ditemuin khususnya di kota-kota besar semisal Jakarta. Kebanyakan penduduk di kota besar hanya mementingkan egonya masing-masing, pamer inilah itulah, mau jadi pemimpin kelompok ini itu dan bahkan suka main hakim sendiri. Kadang disebuah perkumpulan , mereka lebih tunduk dengan teman-temannya yang kaya , yang badannya kekar seperti body guide . Suatu musyawarah nggak penting tuh fisik , materi , otot , adu mulut  . Yang lebih jitu nih , gimana sih kalian mikir dengan dewasa , benar buat nyelesain masalah .


5. Gotong Royong
Gotong Royong yang biasa dilakuin di sebuah sekolah biasanya piket anatar kelas. Jelas-jelas jadwal piket sudah terlihat di Bank Data Kelas . Tapi pasti aneh-aneh aja . Ada yang alasan aku piketnya hari Jumat lah . Padahal hari jumat itu piketnya anak-anak sekelas. Kalo pun kelas bersih kan pasti seneng bareng-bareng kan ?? hayo gimana kelas kalian ??

http://i43.photobucket.com/albums/e357/ineanto/ngacung.jpg 
6. Mengacungkan Jari Saat Pelajaran
Mengacungkan jari saat pelajaran tampaknya semakin hari ke hari semakin hilang. Biasanya sesorang siswa langsung berbicara tanpa mengucapkan "permisi" atau kalau bahasa gaulnya "excuse me,Sir or Miss". hehehe. Mereka langsung nrocos ngomong kesana - kemari tanpa unggah-ungguh yang seharusnya diterapkan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKp6fIoZ0-J9AAh_lxZXfNBMdsJQrVFM2ZxP5C67nJvK0bj_zzUel-jy7CfWFG011tWV7RP8L2f6Idl2NSuSpQRXzn5evrsrr2_SyXmyRi7VPb5reDd0rrb1e8ExP_trPli2gW9gmfd00/s1600/h11-300x246.jpg 
7. Membuang Pada Tempatnya
Apa sih susahnyya berjalan sekitar 10 langkah malah mungkin kurang dari 10 langkah menuju tempat sampah di depan kelas ? hahahaha.. Ini nih yang biasanya membuat Jakarta , Semarang contohnya yang selalu banjir di cuaca penghujan . Gimana enggak banjir , seorang siswa saja membuat bungkus nasi , botol minuman , plastik snack - snack ringan di laci meja mereka . Ya menurut saya sih , itu hak-hak mereka. Tapi kalau mereka pernah membaca atau mendengar slogan "KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN" pasti mereka bakalan mikir dua kali kok laci meja saya yang nggak berdosa banyak kotoran-kotoran yang seharusnya tidak pada tempatnya . 


Reog Ponorogo

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3av5j8Cc3EPVM1ey4AScrvlLHmQXNDv6YMWRSWJp7Wo3rcpdPVDVVPypBwf4HQya52odEf3V2YY3keugH1zVdlKiPm1PhnRBfOfXBsqLUDjmzAt5dqVeRzKB7j1CJmCKngXkzHlqUPQU/s1600/reog-ponorogo.jpg 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3av5j8Cc3EPVM1ey4AScrvlLHmQXNDv6YMWRSWJp7Wo3rcpdPVDVVPypBwf4HQya52odEf3V2YY3keugH1zVdlKiPm1PhnRBfOfXBsqLUDjmzAt5dqVeRzKB7j1CJmCKngXkzHlqUPQU/s1600/reog-ponorogo.jpg 

    Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. 


Sejarah Berkembangnya Reog Ponorogo


Pertunjukan reog di Ponorogo tahun 1920. Selain reog, terdapat pula penari kuda kepang dan bujangganong.
Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok , namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit yang berasal dari Cina, selain itu juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya . Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Bhre Kertabhumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer di antara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru di mana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.
Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujang Anom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan "kerasukan" saat mementaskan tariannya .
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai warisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.

Pementasan Seni Reog Ponorogo


Reog Ponorogo
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.
Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan bertapa .

TOKOH-TOKOH DALAM REOG PONOROG

Jathil


Jathilan (depan)
Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari.
Jathilan ini pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik.

Warok


Warok Ponorogo
"Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).
Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.

Barongan (Dadak merak)


Barongan (Dadak merak)
Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik - manik (tasbih). Krakap terbuat dari kain beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat menuliskan identitas group reog.  Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram.

Klono Sewandono


Prabu Klono Sewandono
Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri (kekasihnya). Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.

Bujang Ganong (Ganongan)


BujangGanong (Ganongan)
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu - tunggu oleh penonton khususnya anak - anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.

Kontroversi


Foto tari Barongan di situs resmi Malaysia, yang memicu kontroversi.
Tarian sejenis Reog Ponorogo yang ditarikan di Malaysia dinamakan Tari Barongan tetapi memiliki unsur Islam. Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak, yaitu topeng berkepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak. Deskripsi dan foto tarian ini ditampilkan dalam situs resmi Kementrian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia.
Kontroversi timbul karena pada topeng dadak merak di situs resmi tersebut terdapat tulisan "Malaysia",dan diakui sebagai warisan masyarakat keturunan Jawa yang banyak terdapat di Batu Pahat, Johor dan Selangor, Malaysia. Hal ini memicu protes berbagai pihak di Indonesia, termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang menyatakan bahwa hak cipta kesenian Reog telah dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004, dan dengan demikian diketahui oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. Ditemukan pula informasi bahwa dadak merak yang terlihat di situs resmi tersebut adalah buatan pengrajin Ponorogo. Ribuan seniman Reog sempat berdemonstrasi di depan Kedutaan Malaysia di Jakarta. Pemerintah Indonesia menyatakan akan meneliti lebih lanjut hal tersebut.
Pada akhir November 2007, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut “Barongan” di Malaysia dapat dijumpai di Johor dan Selangor, karena dibawa oleh rakyat Jawa yang merantau ke negeri tersebut

" Do not let reog ponorogo recognized by the state can only claim that it belongs reog without concern that the original from which it ponorogo reog??"




Dang-Ding-Dung-Gong Suara Gamelan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguVgxJ-3CHHJsE87YehxRtzSoy5VRrTV0PoZUxj-SJD-x_u3PvbLJXA-VkDXvhi1-YXkjTbv_2JdHaQ5sz6XkBtW-hIO-BNLWfd1OpTnGXYqiRuD-eMkRiz1QmhA2EhLZaVxzim4XsOlvw/s1600/soniccouture_gamelan.jpg 





Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.
Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.
Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.
Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Namun saat ini gamelan masih digunakan pada acara-acara resmi seperti pernikahan, syukuran, dan lain-lain. tetapi pada saat ini, gamelan hanya digunakan mayoritas masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah.


  •  INSTRUMENT COLOTOMIK
  1. Krempyanghttp://homepages.cae.wisc.edu/~jjordan/images/kempyang.jpg
  2. Ketukhttp://haloindo.com/wp-content/uploads/2011/11/kenong.jpg
  3. Kempulhttp://gamelanonline.com/wp-content/uploads/2011/04/kempul.jpg
  4. Kenonghttp://orgs.usd.edu/nmm/Gamelan/9886/9886gamelankenorgportraitLG.jpg
  5.  Gonghttp://upload.wikimedia.org/wikipedia/jv/7/70/Gong.JPG                                                                                                                                                                                                                                         
  • INSTRUMENT BALUNGAN
  1.  Saron Penerus 39-saron-penerus
  2. Saron Barung35-saron-barung
  3. Saron DemungSaron Demung
  4. Slenthemhttp://homepages.cae.wisc.edu/~jjordan/images/slenthem.jpg
  5. Slentho



http://orgs.usd.edu/nmm/Gamelan/9924/9924gamelanslenthobarsLG.jpg 

  • INSTRUMENT PENERUSAN
  1. Bonang






https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyniMaRr-3bwNtAkedGBEZXO7LcKyEbTAptKBrh0ghtOBktGIem__M5nO5qWk-KBcgKgRIJTLVUdEJwiBX_W6pEzhwK7RKwtpRX5sXQpxSNdRrpD0UKI-CCILNvI335rQ6nO33cvDLmvs/s1600/bonang1.jpg 
2 Gender
 http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/82/Traditional_indonesian_instruments03.jpg/400px-Traditional_indonesian_instruments03.jpg 
3.Gambang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjebZp7b59NCmTw7nRjhifCptLaBML_l9DygpXy4Av7pHbDjX5c00SUe5dhHSmVDi44K0TsQFjBih4HGz7QUIqcp_Ma0UolpZz-s1nDOiXfmlbZcTRaW1JJ1ljPwcvpi2QQJ_ZUVONd6AmE/s320/GambangKayu_Xylophone.jpg 
4. Siter
















http://multiply.com/mu/permenkaretmolor/image/4/photos/37/600x600/39/siter.jpg?et=um9E9OlHypJzkAqQ021,og&nmid=112956687                   

5. Celempung
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEV1KtkDSP0PQ_oPNzdz75XNVPrG21P2vC-2eH4TuLiNLvq038D9clX82SgeWY_2GETQLTrjmF717Q3_fB5-HBZ6PiwV1qogusYRt5U4QAd-dXSaEFpTB3YCwAJzuJT6S-udBJssutLkan/s1600/Celempung.jpg 
 6. Suling
http://w32.indonetwork.co.id/pdimage/73/595173_suling.jpg
7. Rebab
http://www.unm.edu/~maxwell/exhibits/instruments/images/Rebab.jpg 


  • Instrument Unpitched
1. Kendhang
http://www.seasite.niu.edu/indonesian/budaya_bangsa/gamelan/javanese_gamelan/drums/images/kendang.jpg  
2. Bedug
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg02CtT4zPB5aXSZRHfnZxSUOos9eNK7a2OhR5DosOewGoMKiRJnBCoAaMNYTIJi12gR2kZcudLjx3xbPTnxrzgymjyINkE9t_xBhhczAds-QjF8t-cfDmrqWtwJJuMf4hff5jyMR7gRGc/s1600/bedug.1.jpg  
3. Kecer
http://orgs.usd.edu/nmm/Gamelan/9892/9892gamelankecerwayangLG.jpg
4. Kemanak
http://orgs.usd.edu/nmm/Gamelan/9893/9893gamelankemanakLG.jpg
5. Kepyak  
http://alfian.sman1pramb-yog.sch.id/musik/materi/materikelasxii_html_59ada141.jpg 


  • Vokal dan Tepukan
1. Gerong
http://darno.dosen.isi-ska.ac.id/files/2010/09/FOTO-NARTOSABDO.jpg  
2.Pesindhen
http://suaramerdeka.com/foto_aktual/0f66420782b3ae25c8097bf0ea39be4a.jpg 
3.Alok
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/54/Sinden.jpg/220px-Sinden.jpg 
4. Senggakan
http://www.berita8.com/images/berita/normal/karawitan998881@.jpg 
5.Keplok
http://image.shutterstock.com/display_pic_with_logo/401914/98857691/stock-photo-bangkok-march-a-javanese-keplok-handclap-band-perform-at-the-thailand-arts-and-culture-98857691.jpg